Sragen, 15 Agustus 2024 — Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) TIM II Universitas Diponegoro melaksanakan program kerja “Pengenalan Situs Sejarah Desa Jambangan” di SD Negeri 2 Jambangan. Kegiatan ini merupakan upaya edukasi tentang pentingnya pengenalan bukti peradaban dan kebudayaan masyarakat desa Jambangan sejak dini bagi anak-anak yang masih berusia sekolah dasar. Program ini diinisiasi oleh Budi Astuti, mahasiswa dari Fakultas Ilmu Budaya setelah melihat peninggalan-peninggalan bersejarah yang sedikit banyak mulai ditinggalkan oleh masyarakat bahkan tidak diketahui keberadaan oleh masyarakat sekitar. Hal tersebut membuat masyarakat tidak lagi mengenal peninggalan penting leluhur, padahal peninggalan-peninggalan tersebut berpotensi menjadi cagar budaya dan tujuan pariwisata.
Desa Jambangan memiliki banyak peninggalan sejarah baik berupa benda, struktur maupun bangunan seperti batu besar, sendang dan sumur. Peninggalan-peninggalan tersebut tentunya menjadi bukti peradaban dan kebudayaan masyarakat desa Jambangan sejak puluhan tahun lalu. Namun seiring kemajuan zaman yang menyediakan kemudahan akses air, peninggalan berupa sendang dan sumur mulai ditinggalkan sehingga tidak banyak aktivitas masyarakat di lokasi tersebut.
Mitos-mitos dan cerita seram seputar tempat-tempat tersebut semakin membuat warga menjauhi lokasi peninggalan sejarah. Hal tersebut membuat masyarakat tidak lagi mengenal peninggalan penting leluhur, padahal peninggalan-peninggalan tersebut berpotensi menjadi cagar budaya dan pariwisata. Untuk itu, pembuatan poster berisi informasi untuk pengenalan peninggalan-peninggalan sejarah di Desa Jambangan dilakukan.
Pada 31 Juli 2024, program dilaksanakan dengan partisipan sebanyak empat puluh siswa-siswi SD Negeri 2 Jambangan. Lewat poster yang dibuatnya, mahasiswa KKN mengenalkan jenis-jenis peninggalan bersejarah di Desa Jambangan beserta fungsinya baik di masa lampau maupun masa kini. Poster-poster tersebut kemudian ditempel di kelas-kelas agar siswa-siswa di tahun ajaran selanjutnya bisa turut mengenal peninggalan bersejarah di sekitar tempat tinggal mereka sebagai bentuk keberlanjutan.